
Bentuk Perisai Putih yang bersudut lima
Dengan jiwa yang suci murni dan hati yang tulus iklas masyarakat Tuban menjunjung tinggi Pancasila. Sekaligus merupakan perisai masyarakat dalam menghalau segenap rintangan dan halangan untuk menuju masyarakat adil dan makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Kuda Hitam dan Tapal Kuda Kuning
Kuda hitam adalah kesayangan Ronggolawe, pahlawan yang diagungkan oleh masyarakat Tuban karena keikhlasannya mengabdi kepada negara, watak kesatriannya yang luhur dan memiliki keberanian yang luar biasa. Tapal kuda Ronggolawe berwarna kuning emas melingkari warna dasar merah dan hitam melambangkan kepahlawanan yang cermelang dari Ronggolawe.
Gapura Putih (Gapura Masjid Sunan Bonang)
Melambangkan pintu gerbang masuknya Agama Islam yang dibawakan oleh “Wali Songo” antara lain Makdum Ibrahim yang dikenal dengan nama Sunan Bonang, dengan itikat yang suci murni dan hati yang tulus ikhlas, masyarakat Tuban melanjutkan perjuangan yang pernah dirintis oleh para “Wali Songo”.
Bintang Kuning bersudut lima
Rasa Tauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memancar didada tiap-tiap insan rakyat Tuban memberikan kesegaran dan ketangguhan iman, dalam berjuang mencapai cita-cita yang luhur.
Batu hitam berbentuk umpak dan pancaran air berwarna biru muda
Menunjukan dongeng kuno tentang asal kata Tuban. Batu hitam berbentuk umpak ialah Batu-Tiban dari kata ini terjadilah kata Tuban. Pancaran air atau sumber air ialah Tu-Banyu (mata ir) menjadi kata Tuban.
Pegunungan berwarna hijau, daun jati dan bijinya serta untaian kacang tanah
Tuban penuh dengan pegunungan yang berhutan jati dan tanah-tanah pertanian yang subur dengan tanaman kacang tanah. Pegunungan berwarna hijau mengandung arti masyarakat Kabupaten Tuban mempunyai harapan besar akan terwujudnya masyarakat yang adil makmur yang diridloi Tuhan Yang Maha Esa.
Perahu emas, Laut biru dengan gelombang putih sebanyak tiga buah.
Sebelah utara Kabupaten Tuban adalah lautan yang kaya raya, yang merupakan potensi ekonomi Penduduk pesisir Kabupaten Tuban. Penduduk Pesisir utara adalah nelayan-nelayan yang gagah berani. Dalam kedamaian dan kerukunan masyarakat Daerah Kabupaten Tuban untuk membangun daerahnya menghadapi tiga sasaran yaitu :
1. Pembangunan dan peningkatan perbaikan mental dan kerohanian.
2. Pembangunan ekonomi.
3. Pembangunan Prasarana yang meliputi jalan-jalan, air dsb.
Keterangan angka
1. Lekuk gelombang laut sebanyak 17 melambangkan tanggal 17.
2. Lubang tapal kuda berjumlah 8 melambangkan bulan Agustus.
3. Daun dan biji jati melambangkan angka 45.
Dengan demikian masyarakat Kabupaten Tuban menjunjung tinggi hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia. Semangat Proklamasi menjiwai perjuangan dan cita-cita masyarakat Kabupaten Tuban.
TUBAN
Pekampungan kambang putih yang sekarang menjadi kabupaten tuban, adalah salah satu daerah yang telah menorehkan catatan penting dalam sejarah Indonesia, bahkan di pentas sejarah dunia. Kambang putih yang terletak dijalur pantai utara pulau jawa secara geografis menghadap laut jawa sebagai jalur lalulintas perdagangan tempo dulu. Oleh karena itu, Kambang putih merupakan bekas Bandar tua yang pernah membulka diri sebagai tempat persinggahan bagi pedagang-pedagang mancanegara sejak jaman kahuripan sampai mataram islam.
Tuban sebagai kota pelabuhan,memiliki karakteristik yang terbentuk dari kontak dunia luar terkait perannya sebagai jalur lalulintas perdagangan dunia. Tuban dengan kokoh sanggup melintasi kurun waktu yang lama dari awal mula tuban berdiri pada zaman kahuripan(1019) sampai kemundurannya yaitu masa sultan agung mataram(1619).
Pada masa erlangga kambang putih dijadikan Bandar lalulintas perdagangan antarnegara. Hal ini berkaitan dengan letak pelabuhan Hujung Galuh yang berada dipedalaman sehingga hanya mampu dijadikan jalur lalu lintas perniagaan antar pulau.
Pada masa jenggala, kambang putih justru mandapatkan anugrah sima dari mapanjigarasakan. Pada masa singhasari, tuban tuban juga memegang peranan yang sangat penting, Pada tahun 1275 Kartanegara mengirimkan ekspedisi untuk menaklukan Melayu. Menurut kitab pararaton, ekspedisi prajurit-prajurit singhasari ke Melayu tersebut adalah melalui pelabuhan Tuban.
Pada masa majapahit, tuban juga masih merupakan pintu gerbang utama bagi kerajaan. Perkembangan dagang dikota pelabuhan Tuban pada masa ini juga memberikan kemakmuran tidak saja pada warga tuban, tetapi juga untuk kemakmuran negara majapahit.
Sumber terakhir yang dijadikan titik tolak penggambaran Tuban pada masa senopati berkuasa di Mataram adalah bersumber dari seorang peneliti, De Graaf. Tuban pada masa peralihan tahun 1598-1599 masih berkembang dengan pesat dan penduduknya menyebut rajanya sebagai raja yang paling berkuasa di pulau jawa.
Tertulis dalam “Begin ende Voortgaugh”(De Graaf), Tuban adalah sebuah kota dagang yang bagus. Namun menurut apa yang kami dengar, kota itu memiliki suatu khas birokrasi feudal yang kuat. Kota itu mempunyai tembok di sekelilingnya dan terdapat pintu gerbang dari kayu yang dibuat dengan rapi sekali.
Melihat peran penting Tuban dalam percaturan sejarah berkaitan upaya mempertahankan eksistensinya sebagai kotra pelabuhan. Salah satu hal yang menarik untuk dikaji adalah menurut perjalanan pemerintahan tuban dari zaman awal berdirinya Kabupaten ini sampai era sekarang. Tentu saja kita akan dihadapkan pada tantangan yang berat karena tidak mudah menemukan sumber-sumber tertulis yang relevan untuk menjawab tantangan tersebut.
Penulis : Fatkhur Rohman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar